Halaman

Kamis, 25 April 2013

Australia di Garis Terdepan Bidang Teknologi Nano


Para ilmuwan Australia telah mampu membuat bahan baru yang bisa digunakan di dunia elektronika guna membuatgadget yang lebih tipis, ringan, dan cepat.

Ilmuwan lain menggunakan teknologi nano guna mendeteksi kanker, memasukkan obat ke pembuluh darah, mengeksplorasi gas dan minyak yang lebih ramah lingkungan, memperkuat keamanan, dan membuat air lebih jernih.

Menurut laporan kantor berita AAP, Minggu (6/1/2013), para peneliti Australia berusaha keras untuk tetap menjadi yang terbaik di dunia produk teknologi nano yang pasar ekonominya diperkirakan akan berjumlah 3 triliun dollar AS pada tahun 2020.

Sekarang teknologi nano menjadi prioritas pengembangan di banyak negara, termasuk China. Bidang yang bisa diterapkan untuk teknologi ini sangat beragam dan sangat menjanjikan. Salah satunya adalah emas.

Wakil Rektor RMIT University di Melbourne Prof Shuresh Bhargava mengatakan, emas sudah selama berabad-abad dikenal sebagai perhiasan berharga dan metal yang tahan terhadap karat dan oksidasi.
"Namun, emas ini dalam bentuk nano yang akan merupakan benda lebih berharga lagi," kata Prof Bhargava.

Menurut Bhargava yang ahli biologi molekul tersebut, banyak orang belum paham mengenai ukuran nano. "Sebagai perbandingan, sehelai rambut manusia itu masih 80.000 kali lebih besar dibandingkan dengan satu partikel nano," katanya.

Salah satu proyek Bhargava menggunakan butiran emas, yang direkayasa secara nano di dalam alat sensor untuk menarik salah satu substansi paling beracun di udara, yaitu merkuri.

"Merkuri adalah elemen paling beracun. Setiap tahun 60.000 bayi di Amerika Serikat lahir dengan penyakit karena merkuri." katanya.

Sensor ini sudah hampir siap dipasarkan, dan para ilmuwan Australia juga berusaha menghilangkan elemen merkuri ini dari udara. "Tidak lama ini mungkin bisa dicapai," kata Bhargava kepada AAP.
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, para peneliti Australia juga membuat banyak kemajuan di bidang elektronika.

Dalam artikel di jurnal Advanced Materials, Jumat (4/1/2013), mereka mengatakan telah berhasil membuat material dua dimensi dari lapisan kristal—dikenal dengan nama molybdenum oxides—yang akan memungkinkan elektron bergerak dalam kecepatan sangat tinggi.

Salah satu anggota tim peneliti, Serge Zhuiykov, mengatakan, penemuan baru ini akan memungkinkan pengiriman data lebih cepat dan gadget memiliki fungsi lebih banyak.
"Sampai sekarang kita belum bisa membayangkan kemungkinan yang bisa kita gunakan. Namun, ini bisa digunakan untuk membuat HP yang lebih tipis, alat elektronik yang lebih fleksibel, atau laptop yang lebih ringan." kata Zhuiykov.
Bhargava mengatakan, teknologi nano juga dikembangkan di beraneka dunia industri, termasuk eksplorasi gas dan minyak, di mana alat sensor sangat diperlukan.

"Teknologi ini bisa lebih murah dan lebih bersahabat dengan lingkungan, bisa menjadi model eksplorasi abad ke-21," kata Bhargava.

Masalah yang dihadapi dalam pengembangan teknologi nano di Australia adalah dukungan bagi penelitian multidisiplin. Vipul Bansal dari jurusan Sains Terapan RMIT sedang mengembangkan biosensor nano untuk malaria dan penyakit lain.

Dia juga menggunakan partikel nano untuk mempercepat pengiriman obat ke dalam pembuluh darah dan penelitian kanker untuk mendeteksi kanker lebih dini.

"Tantangan terbesar adalah terbatasnya peluang bagi ilmuwan biologi dan ilmuwan material untuk bekerja bersama-sama," kata Binsal.

Menurut Binsal, mereka yang bekerja di bidang kedokteran dan bidang teknologi tidak bisa dibiayai oleh dua badan dana penelitian utama di Australia, yaitu Dewan Riset Australia serta Dewan Penelitian Kesehatan dan Kedokteran.

"Uang dari pemerintah federal digunakan, tetapi mereka tidak bekerja bersama-sama." kata Binsal.
Pejabat Menteri Industri dan Inovasi Chris Evans mengatakan, pemerintah sadar akan masalah tersebut dan sedang mencari solusinya.

sumber:http://internasional.kompas.com/read/2013/01/06/17002465/Australia.di.Garis.Terdepan.Bidang.Teknologi.Nano.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar